CENTRALNESIA – Konglomerat Vietnam, Truong My Lan, kini dihadapkan pada ultimatum hidup dan mati setelah upaya bandingnya dalam kasus penipuan senilai Rp702 triliun ditolak. Pengadilan tingkat banding pada Selasa (3/12/2024) menegaskan bahwa vonis hukuman mati tetap berlaku, kecuali ia dapat mengganti 75% dari uang yang dikorupsinya, yakni sekitar Rp143 triliun (US$9 miliar).
Kasus Penipuan Terbesar di Vietnam
Truong My Lan, 68 tahun, adalah sosok di balik skandal keuangan yang melibatkan Saigon Commercial Bank, bank terbesar kelima di Vietnam. Selama lebih dari satu dekade, ia menggunakan jaringan perusahaan cangkang untuk mengambil pinjaman dan uang tunai, yang menyebabkan kerugian negara sebesar US$44 miliar (Rp702 triliun).
- US$27 miliar (Rp429,8 triliun): disalahgunakan.
- US$12 miliar (Rp191 triliun): dikorupsi.
Kasus ini dianggap sebagai kejahatan keuangan paling serius di Vietnam, membuat Truong My Lan dan 85 terdakwa lainnya dinyatakan bersalah. Empat terdakwa dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, sementara sisanya menerima hukuman penjara dengan durasi bervariasi.
Ultimatum: Hukuman Mati atau Penjara Seumur Hidup
Undang-undang Vietnam memungkinkan perubahan hukuman mati menjadi penjara seumur hidup jika terdakwa mengganti setidaknya 75% dari uang yang dikorupsinya. Namun, meski aset Truong My Lan melampaui nilai kompensasi yang diperlukan, penjualan aset menjadi tantangan karena:
- Sebagian besar aset berbentuk properti dan sulit dilikuidasi dengan cepat.
- Pembekuan aset oleh pemerintah memperlambat proses negosiasi.
Kuasa hukum Truong My Lan berargumen bahwa hukuman mati mempersulit klien mereka menjual aset dan menyarankan perubahan hukuman demi mempermudah pengumpulan dana kompensasi.
Siapa Truong My Lan?
Truong My Lan adalah pendiri dan direktur utama Van Thinh Phat Group, salah satu perusahaan properti terbesar di Vietnam. Ia mulai membangun kekayaan melalui bisnis properti setelah reformasi ekonomi pada 1986. Sebelum skandal ini mencuat, ia memiliki portofolio hotel, restoran, dan properti bernilai miliaran dolar.
Konteks Kampanye Anti-Korupsi
Penjatuhan hukuman mati kepada Truong My Lan merupakan bagian dari kampanye anti-korupsi yang dipimpin Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Nguyen Phu Trong. Kampanye ini menargetkan pejabat dan pengusaha yang dianggap merugikan negara melalui korupsi dan manipulasi keuangan.
Harapan dan Tantangan
Saat ini, Truong My Lan berpacu dengan waktu untuk menjual aset dan mengembalikan Rp143 triliun. Namun, pengamat skeptis bahwa ia mampu memenuhi persyaratan sebelum hukuman mati dilaksanakan.
Vietnam dikenal sebagai salah satu negara dengan hukuman mati terbanyak di dunia, tetapi eksekusinya sering memakan waktu bertahun-tahun. Jika Truong My Lan berhasil mengumpulkan dana sebelum waktu itu tiba, hukuman mati dapat dihindari.
Kasus ini menjadi peringatan serius bagi para pelaku kejahatan kerah putih di Vietnam sekaligus menyoroti kerasnya penegakan hukum di negara tersebut.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia