CENTRALNESIA – Pemerintah China menyatakan akan secara bertahap membuka kembali impor produk laut dari Jepang setelah hasil pengujian air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima menunjukkan hasil yang aman. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (24/12).
Pemantauan Air Limbah Fukushima
China telah ikut serta dalam pemantauan bersama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sejak September 2024. Keterlibatan tersebut termasuk pengambilan sampel independen dan kegiatan pemantauan lainnya untuk memastikan keamanan air limbah olahan PLTN Fukushima yang dibuang ke laut.
“China akan menyesuaikan langkah-langkahnya secara bertahap berdasarkan bukti ilmiah dan hanya menerima produk akuatik Jepang yang memenuhi standar regulasi,” ujar Mao Ning.
Meski demikian, China tetap menyatakan sikap tegas menentang pembuangan air olahan yang terkontaminasi nuklir dari Fukushima ke laut.
Latar Belakang Pembuangan Air Olahan Fukushima
Gelombang pertama pelepasan air olahan dimulai pada 24 Agustus 2023 dengan total 31.200 ton air yang dilepaskan dalam empat putaran selama tahun fiskal 2023. Pada tahun fiskal 2024, yang berakhir Maret 2025, TEPCO berencana melepaskan 54.600 ton air olahan dalam tujuh putaran.
Air limbah yang dibuang telah melalui proses penyaringan untuk menghilangkan sebagian besar zat radioaktif kecuali tritium. Kadar tritium dalam air ini berada pada 200.000 becquerel per liter, jauh di atas standar yang diizinkan pemerintah Jepang (1.500 becquerel per liter). Namun, TEPCO memastikan air tersebut telah diencerkan dengan volume air laut hingga 740 kali lipat untuk memenuhi batas regulasi.
Keamanan Produk Laut Jepang
Sejak Agustus 2023, TEPCO, Badan Tenaga Atom Jepang, dan lembaga riset independen telah memantau kadar zat radioaktif dalam air laut dan ikan di sekitar PLTN Fukushima. Hasil pemantauan menyebutkan tidak ada kelainan yang terdeteksi.
“Satu pengujian saja tidak cukup membuktikan segalanya. Jepang harus memenuhi janjinya dengan sungguh-sungguh dan memastikan pengawasan internasional yang berkelanjutan,” tegas Mao Ning.
Sikap Tegas China
China mengharapkan Jepang untuk bekerja sama membentuk pengaturan pemantauan internasional yang independen, termasuk pengambilan sampel dan pemantauan mandiri. Keputusan untuk membuka kembali impor produk laut Jepang akan bergantung pada evaluasi keberlanjutan Jepang dalam menjalankan pemantauan tersebut.
Langkah ke Depan
Kebijakan ini menunjukkan pendekatan berbasis bukti yang diambil oleh China. Meskipun ada pembukaan bertahap terhadap produk laut Jepang, China tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam memastikan keamanan bagi warganya.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia