CENTRALNESIA – Penyelidik yang menangani kecelakaan pesawat Jeju Air di Korea Selatan telah memulai proses ekstraksi data awal dari salah satu black box Boeing 737-800,
menurut keterangan pejabat Korea Selatan pada Rabu (1/1/2025). Pesawat tersebut tengah dalam penerbangan dari Thailand ke Korea Selatan ketika mengalami insiden pada Minggu (29/12/2024).
Pesawat sempat mengeluarkan sinyal darurat, mendarat tanpa roda, lalu menabrak pembatas landasan hingga terbakar. Sebanyak 179 orang menjadi korban jiwa, sementara dua pramugari berhasil selamat dari puing-puing pesawat.
Sejak kecelakaan tersebut, tim penyelidik dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, termasuk pihak Boeing, telah melakukan investigasi menyeluruh di lokasi kecelakaan di Muan, Korea Selatan.
“Kedua black box telah ditemukan. Untuk perekam suara kokpit, proses pengambilan data awal telah selesai,” ujar Wakil Menteri Penerbangan Sipil, Joo Jong-wan, seperti dikutip AFP pada Rabu (1/1/2025). Ia menambahkan bahwa data awal ini akan diubah ke format audio agar tim dapat mendengar komunikasi terakhir pilot.
Black box kedua, yaitu perekam data penerbangan, ditemukan dalam kondisi konektornya hilang. Saat ini, para ahli sedang mencari metode terbaik untuk mengekstrak data dari perangkat tersebut.
Awalnya, penyebab kecelakaan diduga akibat tabrakan burung. Namun, penyelidikan kini mencakup analisis penghalang beton di ujung landasan pacu, yang dalam rekaman video menunjukkan pesawat bertabrakan sebelum terbakar.
Penyelidik juga sedang menyelidiki kemungkinan kegagalan mekanis. Media lokal melaporkan bahwa roda pendaratan berfungsi dengan baik pada upaya pendaratan pertama, tetapi pada upaya kedua, roda gagal berfungsi, menyebabkan pesawat menghantam beton di ujung landasan.
“Masalah ini akan menjadi fokus investigasi Badan Investigasi Kecelakaan melalui pengumpulan bukti dan kesaksian yang komprehensif,” menurut pernyataan dari Kementerian Pertanahan, yang bertanggung jawab atas penerbangan sipil.
Dalam pertemuan tanggap bencana pada Rabu, Choi, seorang pejabat kementerian, menegaskan bahwa investigasi dilakukan secara kolaboratif dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan pihak pabrikan untuk menentukan penyebab utama kecelakaan tersebut.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia