CENTRALNESIA – Otoritas investigasi Korea Selatan melaporkan bahwa kotak hitam pesawat Jeju Air Co. yang mengalami kecelakaan fatal bulan lalu tidak merekam data selama empat menit terakhir sebelum ledakan. Analisis dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) menunjukkan bahwa perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) berhenti merekam pada pukul 08.59, sekitar empat menit sebelum pesawat menabrak struktur pemancar sinyal pemandu di Bandara Internasional Muan.
Kejadian Fatal dan Tantangan Investigasi
Pesawat B737-800 tersebut mengalami kecelakaan pada 29 Desember pukul 09.03 waktu setempat. Pesawat menabrak gundukan beton yang berisi peralatan pemancar di ujung landasan setelah tergelincir tanpa roda pendaratan terbuka, menyebabkan ledakan yang fatal. Absennya data FDR dan CVR dari empat menit terakhir menyulitkan penyelidik untuk memahami situasi yang terjadi sebelum kecelakaan.
Pendekatan Multi-Sumber dalam Investigasi
Meskipun kehilangan data dari FDR dan CVR, otoritas menyatakan bahwa mereka akan menggunakan berbagai sumber informasi lain dalam investigasi. Ini termasuk catatan kontrol lalu lintas udara, rekaman video kecelakaan, dan analisis puing-puing di lokasi kejadian. Komponen kotak hitam telah dikirim ke NTSB di Washington untuk verifikasi lebih lanjut, dan penyelidik Korea Selatan yang berpartisipasi di NTSB akan kembali ke Korea pada 13 Januari untuk melanjutkan investigasi domestik.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia
Harbin Ice-Snow World Sambut Lebih dari 1 Juta Pengunjung dalam 20 Hari