February 17, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Somalia dan Mesir Sepakati Kerja Sama Strategis untuk Memerangi Terorisme

Somalia dan Mesir Sepakati Kerja Sama Strategis untuk Memerangi Terorisme

CENTRALNESIA – Somalia dan Mesir pada Minggu (26/1) mengumumkan kesepakatan untuk bekerja sama dalam memerangi kelompok teroris al-Shabaab. Dalam pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Somalia, Mesir berkomitmen mendukung pemerintah Somalia dalam upaya mengeliminasi kelompok teroris tersebut, yang dikenal sebagai ancaman besar di kawasan itu.

Kesepakatan ini dirumuskan dalam diskusi teknis terakhir tentang partisipasi negara-negara Afrika dalam Misi Dukungan dan Stabilisasi Uni Afrika di Somalia (AUSSOM). Misi ini, yang dimulai pada awal Januari, memiliki masa kerja lima tahun dan bertujuan memperkuat stabilitas di Somalia.

“Pemerintah Federal Somalia (FGS) menyadari peran penting Mesir dalam mengatasi ancaman kelompok Khawaarij dan berharap kontribusi mereka dapat memperkuat upaya mitra pasukan lainnya,” demikian disebutkan dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Somalia.

Khawaarij adalah istilah yang digunakan oleh pemerintah Somalia untuk merujuk kepada kelompok teroris al-Shabaab, yang memiliki afiliasi dengan jaringan al-Qaeda.

Pengumuman ini juga terjadi setelah kunjungan resmi Presiden Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, ke Mesir. Dalam pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat kemitraan strategis, termasuk dalam sektor keamanan, pendidikan, ekonomi, dan politik.

Selain memperkuat kerja sama melawan terorisme, Somalia dan Mesir juga menyaksikan penandatanganan perjanjian untuk membebaskan visa bagi pemegang paspor diplomatik Somalia, sebagai langkah mempererat hubungan diplomatik kedua negara.

Kerja sama ini menjadi bagian dari hubungan yang semakin kuat, seperti yang tercermin dalam volume perdagangan bilateral yang terus meningkat. Pada paruh pertama tahun 2024, perdagangan antara Somalia dan Mesir mencapai 59 juta dolar AS, melonjak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Langkah ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi, sekaligus bersama-sama menghadapi tantangan keamanan di kawasan.