CENTRALNESIA – Rusia membantah keras laporan yang menyebutkan adanya percakapan antara Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menggambarkan laporan tersebut sebagai “fiksi belaka” dan menegaskan tidak ada panggilan telepon yang terjadi antara kedua pemimpin. Laporan itu pertama kali dimuat di The Washington Post, mengutip sumber anonim yang mengklaim bahwa Trump meminta Putin untuk menahan diri dalam meningkatkan ketegangan perang di Ukraina. Namun, Peskov dengan cepat menyatakan bahwa informasi ini adalah berita palsu, menyebutnya sebagai contoh buruk dari penyebaran informasi berkualitas rendah.
Sementara itu, Presiden Joe Biden dijadwalkan bertemu dengan Trump di Gedung Putih untuk membahas beberapa isu utama, termasuk pentingnya dukungan AS terhadap Ukraina. Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, menyatakan bahwa Biden akan menegaskan komitmennya untuk transisi kekuasaan yang damai dan memperkuat dukungan bagi Ukraina.
Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari 2025, telah mengisyaratkan keinginannya untuk mencari solusi damai dalam konflik Ukraina, sering mengkritik dukungan militer dan finansial besar-besaran AS terhadap negara tersebut. Direktur Komunikasi Trump, Steven Cheung, menolak berkomentar terkait laporan percakapan telepon tersebut.
Para pengamat kini menantikan pertemuan Biden dan Trump yang diharapkan akan memberikan pandangan lebih jelas mengenai arah kebijakan luar negeri AS di masa mendatang.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia