CENTRALNESIA – Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi Iran terkait program nuklir negara tersebut pada Kamis (14/11/2024). Grossi, yang baru tiba di Teheran pada Rabu malam, disambut oleh Behrouz Kamalvandi, juru bicara Organisasi Tenaga Atom Iran (AEOI). Pada Kamis, Grossi dijadwalkan bertemu dengan Kepala AEOI Mohammad Eslami dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi.
Kunjungan ini berlangsung di tengah ketegangan yang timbul setelah Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) pada 2018, dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran. Iran, sebagai respons, mulai mengurangi komitmennya terhadap perjanjian tersebut, termasuk meningkatkan pengayaan uraniumnya hingga 60 persen, mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk senjata nuklir.
Menurut analis Ali Vaez dari Crisis Group, Grossi berupaya menghindari eskalasi lebih lanjut antara Iran dan Barat. Meskipun begitu, situasi semakin tegang, terutama dengan ancaman yang datang dari Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, yang diwarnai dengan pertempuran di wilayah Timur Tengah.
Kekhawatiran meningkat dengan potensi kembalinya Trump ke Gedung Putih pada 2024, yang dapat memperburuk hubungan antara Iran dan AS. Grossi menegaskan pentingnya mencari solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan yang ada.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia