CENTRALNESIA – Pesawat tempur Israel meluncurkan serangkaian serangan udara intensif di kawasan Haret Hreik, pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Sabtu pagi, menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA). Serangan ini merupakan eskalasi dalam konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah, dengan target utama disebut sebagai fasilitas yang terkait kelompok tersebut.
Detil Serangan
- Target Serangan: Gedung-gedung yang diklaim Israel terkait dengan pusat komando, depot senjata, dan infrastruktur Hizbullah.
- Peringatan Evakuasi: Militer Israel, melalui juru bicara Avichay Adraee, menginstruksikan penghuni gedung-gedung yang menjadi target untuk segera meninggalkan area dengan jarak minimal 500 meter.
- Lokasi yang Terkena Dampak:
- Haret Hreik (pinggiran selatan Beirut).
- Kota-kota di Lebanon selatan seperti Arabsalim, Sajd, Sa’ir al-Gharbiya (Distrik Nabatieh), serta sekitar Shamaa dan Majdal Zoun di Distrik Tyre.
Korban dan Kerusakan
Menurut otoritas kesehatan Lebanon:
- Korban Jiwa: Lebih dari 3.400 warga Lebanon tewas sejak eskalasi serangan dimulai pada Oktober 2024.
- Korban Luka-luka: Hampir 14.600 orang terluka.
- Pengungsi: Lebih dari 1 juta warga mengungsi, terutama dari wilayah selatan Lebanon.
Latar Belakang Konflik
- Awal Serangan: Israel mulai melancarkan operasi udara ke Lebanon pada akhir September 2024 sebagai bagian dari eskalasi konflik lintas perbatasan.
- Serangan Darat: Pada 1 Oktober, Israel memperluas operasinya dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.
- Alasan Israel: Pemerintah Israel mengklaim serangan ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur yang digunakan oleh Hizbullah dan kelompok yang dianggapnya teroris.
- Peringatan Internasional: Negara-negara di Timur Tengah dan komunitas internasional telah memperingatkan risiko perang regional akibat eskalasi ini.
Dampak Regional
- Ketegangan antara Israel dan Hizbullah, ditambah dengan konflik lintas perbatasan di Gaza dan Tepi Barat, memperburuk stabilitas kawasan Timur Tengah.
- Serangan udara dan darat ini meningkatkan risiko konflik yang meluas melibatkan negara-negara tetangga seperti Suriah dan Iran, yang mendukung Hizbullah.
Reaksi Internasional
- PBB dan organisasi internasional lainnya telah menyerukan penghentian kekerasan, mengingat tingginya korban sipil dan dampak kemanusiaan yang meluas.
- Negara-negara besar, termasuk AS dan Uni Eropa, mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengupayakan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi.
Konflik yang terus memanas ini menempatkan kawasan Timur Tengah dalam situasi genting, dengan masyarakat sipil yang menjadi korban utama.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia