CENTRALNESIA – Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara intensif di beberapa wilayah pinggiran selatan Beirut, Lebanon, yang dikenal sebagai basis Hizbullah. Serangan ini menghancurkan sejumlah bangunan di kawasan permukiman Haret Hreik, Chiyah, Burj Barajneh, dan Bir al-Abed, serta menyebabkan kerusakan parah pada bangunan lainnya. Laporan ini disampaikan oleh Kantor Berita Nasional Lebanon (National News Agency).
Target Serangan
Menurut laporan tersebut, salah satu bangunan yang terkena serangan tidak masuk dalam daftar peringatan evakuasi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Israel. Saluran TV lokal juga melaporkan bahwa empat bangunan di Jalan Abbas al-Moussawi dan sebuah bangunan lain di dekat Haret Hreik hancur akibat serangan tersebut. Kepulan asap tebal terlihat membubung tinggi di kawasan itu.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, sebelumnya telah mengeluarkan peringatan di platform media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter), meminta warga sipil untuk mengevakuasi daerah-daerah yang diduga memiliki fasilitas milik Hizbullah. Namun, belum ada laporan mengenai korban jiwa dari serangan ini.
Intensifikasi Serangan
Militer Israel terus meningkatkan intensitas serangan udara ke wilayah Lebanon dalam beberapa hari terakhir. Pada Jumat (15/11), lebih dari 10 serangan dilancarkan ke pinggiran selatan Beirut dalam pola serangan yang terjadi kira-kira setiap tiga jam. Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik yang dimulai sejak akhir September, dengan Israel melibatkan operasi darat ke wilayah perbatasan utara Lebanon pada awal Oktober.
Militer Israel menyebut serangan ini ditujukan untuk menargetkan lokasi-lokasi strategis milik Hizbullah, namun serangan ke kawasan sipil memicu kecaman dari berbagai pihak.
Dampak Kemanusiaan
Serangan-serangan tersebut telah mengakibatkan kehancuran besar di permukiman sipil dan kerugian material yang signifikan. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak konflik Israel-Palestina memanas pada Oktober lalu, serangan udara Israel di Lebanon telah menewaskan 3.445 orang dan melukai 14.599 lainnya. Sebagian besar korban adalah warga sipil.
Situasi Eskalasi Konflik
Serangan yang berulang kali terjadi di wilayah selatan Beirut mengindikasikan eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah. Serangan ini bukan hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan material, tetapi juga memperburuk situasi keamanan dan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Masyarakat internasional terus memantau perkembangan konflik ini dengan prihatin, meskipun upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan sejauh ini belum menunjukkan hasil signifikan.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia