January 18, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Hotline” Rusia-AS Tidak Digunakan, Ketegangan Meningkat dalam Krisis

Hotline" Rusia-AS Tidak Digunakan, Ketegangan Meningkat dalam Krisis

CENTRALNESIA – Kremlin mengonfirmasi bahwa hotline khusus antara Rusia dan Amerika Serikat, yang dibangun untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik besar, saat ini tidak digunakan meskipun ketegangan antara kedua negara mencapai titik tertinggi sejak Perang Dingin. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa meskipun ada jalur komunikasi aman antara Presiden Rusia dan Amerika Serikat, termasuk saluran video, jalur tersebut tidak digunakan. “Kami memiliki jalur komunikasi aman antara presiden Rusia dan Amerika Serikat, termasuk untuk komunikasi video,” ujar Peskov, namun saat ditanya apakah jalur ini sedang digunakan, ia menjawab singkat, “Tidak.”

Hotline ini pertama kali dibentuk pada 1963 setelah krisis rudal Kuba, dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat berujung pada perang nuklir. Namun, seiring meningkatnya ketegangan akibat perang Ukraina, jalur komunikasi ini tetap tidak aktif. Pada Selasa (19/11/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir, yang membuka kemungkinan lebih luas bagi Rusia untuk meluncurkan serangan nuklir jika dianggap perlu.

Langkah ini diambil setelah Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia, yang dipandang Rusia sebagai bukti bahwa Barat, melalui Ukraina, berusaha meningkatkan konflik. Peskov menyatakan, “Mereka (Barat) menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mencapai tujuan strategis mereka melawan Rusia.” Menurut Peskov, situasi saat ini mengingatkan pada krisis rudal Kuba pada 1962, yang membuat dunia berada di ambang perang nuklir. Peskov memperingatkan bahwa Barat keliru jika berpikir Rusia akan mundur dari konflik Ukraina. “Doktrin nuklir kami diperbarui untuk memastikan bahwa siapa pun yang menyerang Rusia akan menghadapi balasan yang tak terelakkan,” tambah Peskov.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan pentingnya penggunaan senjata jarak jauh untuk menghancurkan infrastruktur militer Rusia, menanggapi kritik terhadap serangan Ukraina. Ancaman eskalasi nuklir kini semakin menjadi perhatian global, dengan kedua belah pihak yang semakin berkeras dalam posisi mereka.