Menganalisis Badai Man-Yi dan Dampaknya di Filipina

CENTRALNESIA – Badai Man-Yi (Pepito) yang melanda perairan Filipina sejak 16 November 2024, menjadi badai keenam yang menerjang negara itu dalam sebulan terakhir. Berikut adalah informasi terkait pergerakan, dampak, dan pengaruh badai tersebut di wilayah lainnya:

1. Pergerakan Badai Man-Yi

• Tanggal 18 November 2024: Badai Man-Yi berada 410 km sebelah barat Kota Laoag, Ilocos Norte, Filipina, dan sudah berada di luar Wilayah Tanggung Jawab Filipina (PAR).
• Tanggal 20 November 2024 (02:00 waktu setempat): Badai ini diperkirakan berada 1.030 km sebelah barat Luzon Utara.
• Tanggal 20 November 2024 (14:00 waktu setempat): Kecepatan badai diperkirakan mencapai 20 km per jam dengan intensitas rendah, bergerak dari barat ke barat daya.

1. Evakuasi Massal

• 16 November 2024: Lebih dari 255.000 orang di Wilayah Bicol, Filipina, dievakuasi karena ancaman tanah longsor, banjir, dan gelombang badai.
• 17 November 2024: Evakuasi lebih dari satu juta orang di Luzon, Filipina.
• Jumlah orang terdampak: Lebih dari 1,8 juta orang terpengaruh oleh badai dan ancaman terkait di seluruh Filipina, dengan lebih dari 450.000 orang mengungsi ke pusat penampungan.

1. Dampak

• Lebih dari 1,8 juta orang terdampak oleh serentetan badai termasuk Badai Man-Yi, Usagi, Trami, Kong-rey, Yinxing, dan Toraji.
• Tercatat sedikitnya 8 orang tewas dan 2 lainnya hilang akibat Badai Man-Yi. Sekitar 20 daerah di wilayah Luzon juga dalam status darurat.

1. Pengaruh di Negara Lain

• Indonesia: BMKG melaporkan bahwa Badai Man-Yi memengaruhi curah hujan di Jawa Tengah, menyebabkan hujan ringan hingga sedang di wilayah tersebut.
• Hong Kong: Observatorium Hong Kong mengeluarkan Sinyal Siaga Nomor 1 pada 18 November 2024 saat Badai Man-Yi mendekat.

Badai Man-Yi memberikan dampak yang signifikan, baik di Filipina maupun di negara-negara tetangga, dengan ancaman yang terus berlanjut seiring pergerakannya.