CENTRALNESIA – Situasi di Haiti terus memburuk akibat meningkatnya kekerasan geng yang menguasai sebagian besar wilayah ibu kota. Ulrika Richardson, Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB di Haiti, menyampaikan keprihatinannya atas lonjakan aksi kekerasan dalam konferensi pers pada Rabu (20/11).
Kekerasan yang Meningkat Pasca Pelantikan PM Baru
Richardson mencatat bahwa situasi kekerasan semakin parah sejak pelantikan Perdana Menteri Alix Didier Fils-Aimé pada 11 November. Insiden kritis, termasuk serangan geng terhadap pesawat yang memaksa penutupan bandara, menggambarkan tingkat ancaman yang dihadapi negara tersebut.
Sejak saat itu, aksi geng bersenjata yang meliputi pembunuhan dan tindakan main hakim sendiri semakin meningkat, dengan kelompok bersenjata menguasai sekitar 80% wilayah ibu kota.
Dampak Terhadap Warga Sipil
Kekerasan ini telah memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka, menambah tekanan pada fasilitas bantuan yang sudah kewalahan menyediakan makanan, air, tempat tinggal, dan perlindungan.
- Korban Jiwa: Kekerasan geng bersenjata telah menewaskan sekitar 3.900 orang sejak awal 2024.
- Pengungsian: Ribuan orang terpaksa mengungsi hanya dalam beberapa hari terakhir.
Seruan PBB untuk Dukungan MSS
Richardson menegaskan pentingnya dukungan internasional bagi Misi Dukungan Keamanan Multinasional (MSS) di Haiti. MSS, yang bertugas membantu kepolisian nasional, menghadapi tantangan besar dalam merespons situasi kritis ini.
“Kami memerlukan dukungan lebih besar dari negara-negara anggota untuk memastikan MSS mampu membantu mengatasi krisis ini,” ujar Richardson.
Konteks Politik Haiti
Haiti, dengan populasi lebih dari 11 juta jiwa, juga menghadapi ketidakstabilan politik yang signifikan. Mantan Perdana Menteri Ariel Henry mengundurkan diri pada April 2024, yang kemudian memunculkan Dewan Transisi. Alix Didier Fils-Aimé diangkat sebagai perdana menteri pada 11 November, tetapi hingga kini belum berhasil mengurangi kekerasan yang melanda negara tersebut.
Tantangan Haiti ke Depan
PBB terus memantau situasi di Haiti dengan keprihatinan mendalam, menyerukan langkah konkret dari komunitas internasional. Tanpa dukungan yang memadai, krisis ini berisiko memperburuk ketidakstabilan politik dan kondisi kemanusiaan di negara tersebut.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia