CENTRALNESIA – Lebanon mengutuk keras segala bentuk serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, yang baru-baru ini melukai empat anggota kontingen Italia. Serangan tersebut terjadi pada Jumat (22/11/2024), ketika markas besar UNIFIL di Shama, Lebanon Selatan, diserang roket yang diduga diluncurkan oleh Hizbullah atau kelompok-kelompok afiliasinya, dalam konteks permusuhan antara Hizbullah dan Israel.
Penjabat Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, menyatakan kecaman terhadap serangan tersebut dan menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan pasukan perdamaian serta lokasi mereka. “Lebanon mengecam keras segala serangan terhadap UNIFIL dan menyerukan semua pihak untuk menghormati keselamatan, keamanan pasukan, dan lokasi mereka,” ungkap Bou Habib. Ia juga mengutuk serangan terhadap kontingen Italia dan menyatakan bahwa permusuhan semacam ini tidak dapat dibenarkan.
Lebanon, menurut Bou Habib, membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional untuk membangun angkatan bersenjata yang mampu mempertahankan integritas teritorial negara tersebut. “Rakyat Lebanon mendambakan negara kuat yang membela hak, kedaulatan, dan integritas teritorial mereka,” kata Bou Habib.
Sejak 1 Oktober, Israel telah melancarkan operasi militer darat terhadap Hizbullah di Lebanon selatan. Meskipun mengalami kerugian, Hizbullah telah melawan pasukan Israel di darat dan meluncurkan roket ke wilayah Israel. Israel mengklaim bahwa tujuan utama operasi tersebut adalah untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan pemulangan 60.000 penduduk yang melarikan diri akibat baku tembak di wilayah utara Lebanon.
Meskipun Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan posisi-posisi Hizbullah, laporan dari tentara Lebanon dan pasukan UNIFIL menunjukkan bahwa mereka juga telah menjadi sasaran serangan Israel berulang kali, menambah kompleksitas dan ketegangan di wilayah tersebut.
More Stories
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Desak Polandia Tangkap Benjamin Netanyahu jika Berkunjung
Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Tidak Memiliki Data Empat Menit Terakhir Sebelum Ledakan
Slovakia Pertimbangkan Penghentian Bantuan ke Ukraina di Tengah Sengketa Transit Gas Rusia