January 21, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Presiden Filipina Harap Drama Politik Segera Selesai

CENTRALNESIA – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyatakan bahwa dia tidak akan membiarkan politik kotor merusak Asia Tenggara dan negaranya, sebagai tanggapan pertama terhadap pernyataan Wakil Presiden Sara Duterte.

“Sebagai negara demokratis, kita harus menghormati supremasi hukum,” ujar Marcos dalam sebuah video pada Senin (25/11).

Pernyataan Marcos ini muncul setelah Wakil Presiden Duterte mengklaim pada Jumat (22/11) bahwa dia telah mengatur seseorang untuk membunuh presiden beserta istrinya, Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika terjadi sesuatu padanya.

Marcos menegaskan bahwa kebenaran tidak bisa dibungkam dan bahwa drama politik ini bisa segera berakhir jika pihak-pihak terkait memberikan jawaban atas pertanyaan sah dari para legislator.

Sebelumnya, Duterte menuduh Romualdez, sepupu Marcos, berniat membunuhnya. Duterte curiga bahwa Romualdez menganggapnya sebagai ancaman terhadap keinginannya untuk maju sebagai calon presiden pada 2028.

“Jika saya dibunuh, saya katakan, jangan berhenti sampai kalian membunuh mereka, dan dia (Romualdez) kemudian bilang ‘ya’,” ujar Duterte kepada seseorang yang dimintanya untuk membunuh.

Wakil Presiden Duterte kini menghadapi pengawasan ketat di DPR, tempat Romualdez, yang tampaknya berambisi untuk maju dalam pilpres 2028, menghentikan dana khusus yang dialokasikan bagi kantor Duterte.

Meski demikian, Marcos menegaskan pentingnya peran Kongres sebagai “cabang independen” dalam pemerintahan dan menegaskan bahwa dia tidak akan mengorbankan supremasi hukum yang harus diterapkan pada semua orang.

Dia mengingatkan para pejabat pemerintah tentang kewajiban mereka untuk melindungi negara dan konstitusi, serta menekankan bahwa pejabat terpilih tidak boleh menghalangi pencarian kebenaran.

Marcos dan Duterte sebelumnya berkoalisi dalam pilpres 2022, yang memberi mereka masa jabatan enam tahun, namun aliansi tersebut mulai retak dalam beberapa bulan terakhir, dengan Duterte mengundurkan diri dari kabinet Marcos meskipun tetap memegang posisi di bidang pendidikan.