January 21, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Jerman Butuh 288.000 Pekerja Asing Setiap Tahun Hingga 2040

CENTRALNESIA – Studi yang ditugaskan oleh Bertelsmann Foundation memperkirakan bahwa tanpa adanya imigrasi “substansial,” angkatan kerja Jerman dapat mengalami penurunan hingga 10% pada tahun 2040. Tanpa kedatangan sekitar 288.000 pekerja asing terampil per tahun, jumlah angkatan kerja di Jerman bisa turun dari sekitar 46,4 juta saat ini menjadi 41,9 juta pada 2040. Pada 2060, jumlah tersebut diperkirakan bisa merosot lebih jauh menjadi 35,1 juta.

Menurut Susanne Schultz, pakar migrasi dari Bertelsmann, tantangan besar yang dihadapi Jerman adalah hilangnya generasi baby boomer dari pasar tenaga kerja. Dia menambahkan bahwa meskipun potensi tenaga kerja lokal perlu dimaksimalkan, pergeseran demografis ini memerlukan adanya imigrasi untuk mengimbangi kekurangan tersebut.

Skenario lainnya yang lebih pesimistis memperkirakan bahwa 368.000 pekerja asing mungkin diperlukan setiap tahun hingga 2040, sebelum kebutuhan tersebut menurun menjadi 270.000 per tahun hingga 2060.

Meskipun Jerman telah mereformasi hukum migrasi tenaga kerja pada 2023 untuk mempermudah dan menarik pekerja asing terampil, Bertelsmann Foundation menekankan bahwa hambatan harus dihilangkan dan kondisi yang lebih menarik bagi imigran harus ditawarkan. Mereka juga menggarisbawahi pentingnya “budaya yang lebih ramah dari otoritas lokal dan bisnis,” serta adanya “perspektif untuk tinggal jangka panjang.”

Dalam laporan ini, sebuah kisah seorang pengungsi Suriah yang datang ke Jerman pada 2016 dan kini menjadi spesialis IT namun memutuskan pindah ke Swiss karena merasa diskriminasi, mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh imigran. Dia mengungkapkan bahwa meskipun sudah berusaha keras untuk diperlakukan setara, ia merasa diabaikan dan ditolak.

Studi ini juga menunjukkan bahwa penyusutan tenaga kerja akan berdampak berbeda di setiap wilayah di Jerman. Negara bagian seperti Nordrhein-Westfalen diperkirakan akan mengalami penyusutan sekitar 10%, sementara daerah dengan demografi lemah seperti Thüringen, Sachsen-Anhalt, dan Saarland akan lebih terpengaruh. Kota besar seperti Hamburg dan Berlin, yang sudah banyak menerima imigran, diperkirakan akan lebih tahan terhadap dampak tersebut.