
CENTRALNESIA – Isra Mikraj adalah peristiwa agung yang tidak hanya menjadi kisah mukjizat Nabi Muhammad SAW, tetapi juga cerminan perjalanan spiritual manusia dalam mencari makna kehidupan. Perjalanan yang dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, lalu naik ke Sidratul Muntaha, menyimpan pesan mendalam tentang perjalanan menuju kesadaran yang lebih tinggi dan kedekatan dengan Allah SWT.
Dalam keheningan malam, Nabi Muhammad SAW dijemput oleh Buraq, makhluk bercahaya yang membawanya melintasi jarak luar biasa dalam waktu sekejap. Namun, lebih dari sekadar mukjizat fisik, perjalanan ini adalah simbol pencarian spiritual yang dimulai dari kegelapan dan keraguan, menuju cahaya dan pemahaman hakiki. Sama seperti Nabi yang diantarkan Buraq, setiap manusia memiliki sarana unik untuk menemukan cahaya di tengah kelamnya hidup—entah itu melalui ilmu, pengalaman, atau perenungan mendalam.
Isra Mikraj juga menggambarkan pentingnya keterhubungan dengan sejarah dan kebenaran masa lalu. Sebelum naik ke langit, Nabi Muhammad SAW singgah di Masjidil Aqsa, tempat berkumpulnya para nabi, sebagai pengingat bahwa setiap langkah menuju kebenaran adalah kelanjutan dari jejak-jejak sebelumnya. Pertemuan dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha adalah puncak perjalanan, melampaui batas logika dan kata-kata, yang mengajarkan bahwa pencarian tertinggi manusia adalah pertemuan dengan hakikat yang melampaui dirinya sendiri.
Namun, yang paling bermakna dari Isra Mikraj bukan hanya perjalanannya, melainkan apa yang Nabi Muhammad SAW bawa kembali ke bumi: perintah salat. Salat bukan sekadar ritual ibadah, tetapi sarana agar manusia dapat mengalami “Isra Mikraj” pribadi dalam keseharian. Setiap kali seorang hamba berdiri dalam salat, ia tengah melampaui batas dirinya, meninggalkan kesibukan duniawi, dan merasakan kehadiran Tuhan dalam kesadaran yang murni.
Isra Mikraj mengajarkan bahwa perjalanan spiritual sejati tidak hanya membawa manusia pada ekstasi ilahi, tetapi juga memanggilnya untuk kembali membumi, memberikan makna pada kehidupan nyata. Dalam dunia yang semakin bising dan penuh distraksi, peristiwa ini mengingatkan umat manusia tentang pentingnya menemukan keheningan, memahami diri sendiri, dan mendekat kepada Allah SWT sebagai tujuan utama.
Pada akhirnya, setiap manusia adalah musafir dalam perjalanan panjang menuju pertemuan dengan Sang Khalik. Isra Mikraj bukan hanya kisah Nabi Muhammad SAW, tetapi juga kisah setiap jiwa yang rindu akan cahaya, makna, dan kehadiran Ilahi di dalam hidupnya.
More Stories
Kompolnas: Tiga Oknum Polisi Dipecat Terkait Kasus Pemerasan Melibatkan AKBP Bintoro
Polres Metro Jakarta Utara Tangkap Pelaku Penyalahgunaan Elpiji Subsidi di Kelapa Gading
Polsek Ciracas Tangkap Pria Diduga Mabuk yang Mengamuk dan Mengancam Pengendara