CENTRALNESIA – Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2014–2024, Retno Marsudi, menyoroti pentingnya membangun kepercayaan bagi praktisi kehumasan dan komunikasi untuk memperkuat diplomasi publik.
“Kepercayaan tidak datang dengan mudah; ia memerlukan waktu panjang dan konsistensi. Hal ini sangat penting dalam mendukung diplomasi yang mencerminkan identitas bangsa,” ujar Retno Marsudi di sela acara Forum Hubungan Masyarakat Dunia (WPRF) 2024 yang berlangsung di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu.
Dalam forum tersebut, Retno, yang telah memimpin Kementerian Luar Negeri selama 10 tahun, berbagi pengalaman tentang peran kepercayaan dalam diplomasi. Ia mencontohkan tantangan yang dihadapi Indonesia saat memimpin G20, terutama ketika dunia dihadapkan pada konflik di Ukraina, yang menimbulkan pesimisme di kalangan negara-negara anggota.
Melalui usaha keras dan pendekatan diplomatik yang cermat, Indonesia berhasil mengatasi tekanan tersebut dan menghasilkan capaian penting dalam pertemuan G20 pada 2022 serta Keketuaan ASEAN pada 2023.
“Bagaimana Indonesia bisa melakukannya? Jawabannya terletak pada kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia,” jelas Retno, yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda.
Menurutnya, kepercayaan tersebut memungkinkan Indonesia mengidentifikasi serta memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, sehingga dapat memainkan peran strategis dalam diplomasi publik, penguatan identitas bangsa, dan kehumasan.
Selain itu, Retno menekankan pentingnya merangkul keberagaman, seperti yang Indonesia tunjukkan saat memimpin G20, di mana negara-negara peserta memiliki latar belakang yang beragam. “Poin pentingnya adalah, manfaatkan dan optimalkan kekuatan tersebut untuk diplomasi publik, identitas bangsa, dan kehumasan. Kemampuan humas untuk meyakinkan dan memengaruhi orang lain sangatlah krusial,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan praktisi kehumasan agar mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang semakin dinamis serta mengedepankan pendekatan yang lebih lembut dan persuasif.
“Kenali kekuatan dan kelemahan, bangun kepercayaan, serta kembangkan keterampilan untuk memengaruhi dan meyakinkan. Jadilah cerdas, adaptif, dan tangkas karena hal ini akan memperkuat diplomasi yang efektif, yang juga berlaku dalam bidang kehumasan,” pesan Retno, yang kini juga menjabat sebagai Utusan Khusus PBB untuk Urusan Air.
Retno menyampaikan pandangan tersebut pada hari kedua WPRF 2024, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Perhumas Indonesia di Nusa Dua, Bali, dari 19 hingga 22 November 2024. Forum ini dihadiri sekitar 1.400 peserta dari 22 negara, dengan tema yang berfokus pada “Pengaruh untuk Kebaikan Bersama” sebagai respons terhadap tantangan dan peluang dalam dunia kehumasan global.
More Stories
PM Jepang Shigeru Ishiba Bawa Pulang 5 Banner Sambutan dari Kota Bogor
Emir Moeis Desak Presiden Prabowo Subianto Perkuat Tata Kelola Negara dan Reformasi Hukum
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dorong Pembangunan Ekonomi Daerah