January 13, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Menkominfo: Akselerasi Transformasi Digital Dapat Meningkatkan Diplomasi Budaya

Menkominfo: Akselerasi Transformasi Digital Dapat Meningkatkan Diplomasi Budaya

CENTRALNESIA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mendorong percepatan transformasi digital sebagai alat penting dalam memperkuat diplomasi kebudayaan dan memperbaiki citra Indonesia di mata dunia.

“Penting untuk mendorong kolaborasi dalam mengelola narasi positif melalui diplomasi kebudayaan dan pemanfaatan media,” ujar Meutya Hafid di sela-sela Forum Hubungan Masyarakat Dunia (WPRF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu.

Pemerintah, menurutnya, semakin meningkatkan penggunaan teknologi dan media sosial untuk memperkuat citra Indonesia, termasuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkenalkan keragaman budaya Indonesia, seperti seni, musik, dan tradisi.

Selain itu, program literasi digital menjadi fokus agar masyarakat dapat mengakses dan memverifikasi informasi sebelum membagikannya.

“AI dan analisis data besar digunakan untuk mendeteksi serta memantau konten negatif secara real-time, sehingga memungkinkan respons yang cepat dan tepat dari pemerintah,” lanjutnya.

Mantan wartawan televisi itu juga menekankan bahwa digitalisasi menjadi sarana penting untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia ke dunia global. Indonesia, yang kaya akan warisan budaya, memiliki hampir 2.000 warisan budaya tak benda pada tahun 2024. Pemerintah terus melakukan identifikasi dan registrasi warisan budaya tak benda, dengan 1.238 jenis tercatat hingga akhir 2024.

Indonesia juga memiliki 4.859 situs budaya dan 450 museum yang menjadi aset berharga untuk generasi mendatang.

Meutya juga menyampaikan bahwa dengan 221 juta pengguna internet di Indonesia, mayoritas didominasi oleh generasi Z sekitar 34,4% dan milenial sekitar 30,62%. “Indonesia memiliki demografi yang menguntungkan. Generasi muda ini memiliki peran penting dalam memperkuat citra negara,” tambahnya.

Untuk memperkenalkan warisan budaya, pemerintah menggunakan berbagai pendekatan, termasuk diplomasi kebudayaan melalui penerbitan perangko yang tidak hanya sebagai alat promosi, tetapi juga identitas nasional.

Contoh penerbitan perangko adalah seri ASEAN Paragames (APG) 2022 di Solo, Jawa Tengah, dan perangko seri Borobudur yang diterbitkan pada pertemuan menteri kebudayaan G20. Selain itu, Indonesia juga menerbitkan perangko bersama negara lain, seperti dengan Thailand yang menampilkan cerita Ramayana dan wayang, serta dengan China untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara dengan menampilkan Barong Bali, panda, Garuda Emas, dan Tembok Besar China.

“Upaya ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mempromosikan warisan kebudayaan sebagai bagian dari identitas negara di dunia,” tegas Meutya Hafid.