November 21, 2024

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Supply Chain Attacks: Ancaman yang Mengintai dari Dalam Rantai Pasokan Digital

Supply Chain Attacks: Ancaman yang Mengintai dari Dalam Rantai Pasokan Digital

CENTRALNESIA – Dengan semakin kompleksnya rantai pasokan digital, ancaman dari serangan rantai pasokan atau supply chain attacks semakin meningkat. Serangan ini tidak hanya menargetkan satu entitas, tetapi juga berusaha menyusup melalui mitra atau pemasok yang terkait. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai apa itu supply chain attack, mengapa hal ini berbahaya, serta langkah-langkah untuk mencegahnya.

  1. Apa Itu Supply Chain Attack?

Supply chain attack adalah bentuk serangan siber di mana penyerang menargetkan kelemahan pada jaringan mitra, pemasok, atau pihak ketiga yang memiliki akses ke sistem perusahaan. Dalam serangan ini, pihak ketiga yang sering digunakan untuk proses seperti pemasangan perangkat lunak, layanan data, atau jaringan komunikasi menjadi pintu masuk penyerang.

Serangan ini menjadi ancaman serius karena perusahaan besar sering kali bergantung pada berbagai pihak ketiga dalam operasionalnya. Akibatnya, sistem menjadi lebih rentan jika salah satu pemasok memiliki celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang.

  1. Mengapa Supply Chain Attack Berbahaya?

Ada beberapa alasan mengapa supply chain attack dianggap sangat berbahaya:

  • Skalabilitas Serangan: Penyerang bisa mencapai banyak target sekaligus melalui satu titik lemah. Misalnya, jika sebuah perangkat lunak yang digunakan oleh ribuan perusahaan diubah oleh penyerang, semua perusahaan pengguna perangkat lunak tersebut berpotensi terkena dampak.
  • Kesulitan Deteksi: Karena serangan ini sering terjadi melalui pihak ketiga yang dianggap terpercaya, perusahaan cenderung tidak menyadari bahwa mereka menjadi korban. Akibatnya, serangan dapat berlangsung cukup lama sebelum terdeteksi.
  • Dampak yang Meluas: Jika serangan berhasil, dampaknya bisa sangat merugikan. Selain kerugian finansial, reputasi perusahaan juga bisa terpengaruh karena publik melihat kegagalan dalam melindungi data dan sistem.
  1. Contoh Terkenal Supply Chain Attacks

Beberapa serangan supply chain yang terkenal menunjukkan betapa berbahayanya ancaman ini:

  • Serangan SolarWinds (2020): Salah satu serangan supply chain terbesar, di mana penyerang menyusup ke dalam perangkat lunak SolarWinds yang digunakan oleh banyak perusahaan dan lembaga pemerintah. Malware yang disusupkan ke perangkat lunak SolarWinds memberi akses ke ribuan sistem.
  • Serangan Target (2013): Pada kasus ini, penyerang mendapatkan akses ke jaringan Target melalui pemasok sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning). Serangan ini mengakibatkan pencurian data kartu kredit jutaan pelanggan Target.
  • CCleaner (2017): Perangkat lunak populer ini diretas, dan pembaruan yang terinfeksi didistribusikan kepada jutaan pengguna. Serangan ini memberikan akses jarak jauh kepada penyerang terhadap perangkat pengguna yang menginstal pembaruan tersebut.
  1. Bagaimana Supply Chain Attack Terjadi?

Ada beberapa cara di mana supply chain attack dapat terjadi, antara lain:

  • Pembaruan Perangkat Lunak yang Terinfeksi: Penyerang menyusup ke perangkat lunak yang sering diperbarui oleh pengguna. Setelah perangkat lunak diperbarui, sistem pengguna terinfeksi tanpa disadari.
  • Pencurian Kredensial Pihak Ketiga: Penyerang mendapatkan akses ke jaringan perusahaan dengan mencuri kredensial dari pihak ketiga atau mitra yang sudah memiliki akses.
  • Malware yang Disusupkan dalam Perangkat: Penyerang bisa menyusupkan malware ke perangkat keras yang diproduksi oleh pemasok, sehingga perangkat yang digunakan pelanggan memiliki pintu belakang (backdoor) sejak awal.
  • Serangan Terhadap Sistem Layanan Cloud: Pemasok layanan cloud yang disusupi bisa mengakibatkan kebocoran data pengguna lain yang menggunakan layanan tersebut.
  1. Cara Mencegah Supply Chain Attack

Pencegahan supply chain attack memerlukan pendekatan komprehensif terhadap keamanan siber, baik di internal perusahaan maupun di mitra pemasok. Beberapa langkah pencegahan meliputi:

  • Memeriksa Kredibilitas Pemasok: Pastikan mitra dan pemasok memiliki protokol keamanan yang baik. Evaluasi mereka secara berkala untuk memastikan mereka menerapkan kebijakan keamanan yang ketat.
  • Menerapkan Kebijakan Pembaruan Perangkat Lunak yang Aman: Pastikan bahwa setiap pembaruan perangkat lunak yang diinstal di jaringan perusahaan telah diverifikasi. Menggunakan tanda tangan digital pada pembaruan perangkat lunak juga bisa membantu mengidentifikasi pembaruan yang sah.
  • Penerapan Zero Trust: Penerapan kebijakan Zero Trust memungkinkan hanya pengguna yang terverifikasi untuk mengakses data dan sistem, mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh pihak ketiga yang tidak terpercaya.
  • Segmentasi Jaringan: Pisahkan akses jaringan berdasarkan kebutuhan sehingga jika terjadi serangan, dampaknya hanya terbatas pada sebagian kecil sistem.
  • Monitoring dan Deteksi Dini: Pantau aktivitas jaringan untuk mendeteksi perilaku yang mencurigakan. Teknologi seperti SIEM (Security Information and Event Management) dan IDS (Intrusion Detection System) dapat membantu mendeteksi anomali dalam jaringan.
  • Pendidikan dan Pelatihan: Pelatihan terhadap staf internal dan mitra untuk memahami risiko supply chain attack dan bagaimana cara mencegahnya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran.
  1. Masa Depan Supply Chain Attack dan Pentingnya Keamanan Siber

Supply chain attack diprediksi akan semakin berkembang karena rantai pasokan digital menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, perusahaan di seluruh dunia perlu meningkatkan keamanan siber dan melakukan evaluasi keamanan yang berkelanjutan terhadap pihak ketiga yang memiliki akses ke jaringan mereka.

Peran perusahaan tidak hanya untuk melindungi data internal, tetapi juga melindungi data pengguna dan mitra bisnis lainnya. Dengan pendekatan keamanan yang komprehensif, perusahaan dapat mengurangi risiko supply chain attack dan menjaga integritas jaringan serta sistem mereka dari serangan berbahaya.