February 5, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Bahaya jika Kritik Dibalas dengan Serangan Pribadi

Bahaya jika Kritik Dibalas dengan Serangan Pribadi

CENTRALNESIA – Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, menyampaikan kritik terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto yang berniat memberikan pengampunan kepada koruptor asalkan mereka mengembalikan aset negara yang dicuri. Komentar Mahfud memicu reaksi keras dari Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang menyebut Mahfud sebagai “orang gagal” dan tidak pantas memberikan penilaian.

Habiburokhman mendasarkan kritiknya pada pernyataan Mahfud sendiri yang pernah menilai kinerjanya sebagai Menko Polhukam hanya 5 dari 10.

Situasi ini mendapat perhatian dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, yang menilai bahwa respons seperti itu tidak mencerminkan diskusi yang sehat dalam demokrasi. Menurutnya, kritik yang dilontarkan Mahfud seharusnya dijawab dengan argumen yang relevan, bukan dengan serangan pribadi.

“Kalau kritik atau ketidaksetujuan selalu direspons dengan cap ‘orang gagal’ yang tidak layak didengar, akan sulit untuk berdiskusi secara objektif,” tulis Adi di akun X-nya pada Minggu, 29 Desember 2024.

Adi, yang juga seorang analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menekankan pentingnya fokus pada isi kritik. Ia mengingatkan bahwa menyerang personalitas tidak memberikan solusi. “Yang perlu diperdebatkan adalah inti dari kritik itu sendiri. Kalau nanti ditanya balik, apa kontribusi Anda untuk negara, jawabannya bisa jadi sulit,” pungkasnya.