CENTRALNESIA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak otoritas Taliban untuk mempertimbangkan kembali kebijakan yang membatasi akses perempuan dan anak perempuan dalam mengikuti pelatihan medis di Afghanistan. Desakan ini disampaikan oleh juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, pada Rabu (4/12).
“Kami terus memantau situasi di Afghanistan,” kata Dujarric dalam taklimat pers harian. “Kami sangat khawatir dengan laporan mengenai perintah otoritas Taliban yang melarang perempuan dan anak perempuan untuk mengikuti kelas di institusi medis swasta.”
Beberapa media melaporkan bahwa Taliban telah memerintahkan semua institusi medis, baik swasta maupun publik, untuk menghentikan kursus medis yang ditujukan bagi perempuan dan anak perempuan. Lima institusi di Afghanistan melaporkan bahwa mereka telah diperintahkan untuk tutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Jika peraturan ini dilaksanakan, maka pembatasan terhadap hak perempuan dan anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan serta akses ke layanan kesehatan akan semakin diperketat. Dujarric mengingatkan bahwa kebijakan ini berpotensi merusak sistem kesehatan dan pembangunan negara Afghanistan.
PBB mendesak otoritas Taliban untuk mempertimbangkan dampak negatif yang akan ditimbulkan terhadap perempuan dan anak perempuan, serta seluruh masyarakat Afghanistan, apabila peraturan tersebut dilanjutkan.
More Stories
Pertemuan Pertahanan Uni Eropa Bahas Peningkatan Kemampuan Militer dan Dukungan untuk Ukraina
PM Israel Benjamin Netanyahu akan Kunjungi AS untuk Bertemu Presiden Trump
Kecelakaan Pesawat Learjet 55 di Philadelphia: FAA Konfirmasi Enam Penumpang