November 7, 2024

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

MER-C: Gaza Tidak Terbakar di RS Indonesia, Informasi Yang Tersebar Merujuk Pada Insiden Desember 2023

MER-C: Gaza Tidak Terbakar di RS Indonesia, Informasi Yang Tersebar Merujuk Pada Insiden Desember 2023
Rumah Sakit Indonesia di Gaza pada 1 November 2023 beroperasi di tengah perang antara Israel dan Hamas. Sejak 7 Oktober 2023, ribuan warga sipil dari kedua belah pihak, baik Palestina maupun Israel, telah tewas akibat konflik tersebut.

GAZA, CENTRALNESIA – Pada Rabu (23/10/2024), Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara tidak terbakar.

Sebelumnya, terdapat laporan bahwa serangan Israel pada Senin (21/10/2024) mengakibatkan kebakaran di RS Indonesia, serta dua pasien meninggal dua hari sebelumnya akibat pengepungan.

Namun, MER-C melalui akun Instagramnya mengklarifikasi bahwa foto dan informasi yang beredar mengacu pada kejadian Desember 2023, ketika kebakaran memang terjadi di lantai tiga dan empat rumah sakit tersebut.

Sementara itu, pada insiden terbaru, Israel terus menggusur warga Palestina di sekolah dekat RS Indonesia, diikuti dengan pembakaran.

“Informasi terbaru soal evakuasi menunjukkan warga yang diusir diminta berkumpul oleh militer di sekitar RS Indonesia,” demikian pernyataan MER-C di Instagram resminya.

Mereka juga menambahkan bahwa meskipun RS Indonesia tidak terbakar, sempat ada kekhawatiran api akan mencapai ruang generator yang dekat dengan sekolah.

Selain itu, seluruh staf medis dan pasien (sekitar 50 orang) di RS Indonesia saat ini tidak memiliki akses makanan, air, dan obat-obatan, sementara musim dingin sudah mendekat.

Pada Selasa (22/10/2024) pagi waktu Gaza, generator rumah sakit berhasil dinyalakan kembali, dan tim sedang berusaha mencari sumber air dari sumur di dekat rumah sakit.

RS Kamal Adwan di Gaza juga terkena dampak serangan Israel. Direktur RS Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya, pada Senin (21/10/2024) melaporkan bahwa dua pasien kritis di unit perawatan intensif meninggal karena kekurangan pasokan medis.

Di Gaza utara, penduduk dan tenaga medis melaporkan bahwa pasukan Israel mengepung tempat pengungsian, termasuk rumah sakit.

“Kami kehabisan stok darah dan hanya bisa memberikan perawatan prioritas. Itulah kenyataannya,” ujar Abu Safiya dalam pesan video kepada media.

Pasukan Israel disebutkan masih berada di luar rumah sakit.