![FBI Temukan Lebih dari 150 Bom Rakitan dan Bahan Peledak di Rumah Warga Virginia](https://centralnesia.com/wp-content/uploads/2025/01/dnd21-1024x576.png)
CENTRALNESIA – Dalam salah satu temuan terbesar dalam sejarahnya, FBI berhasil menemukan lebih dari 150 bom rakitan di sebuah pertanian di Virginia, Amerika Serikat.
Mengutip laporan AFP pada Rabu (1/1/2025), agen FBI melakukan penggeledahan di rumah Brad Spafford, seorang pria berusia 36 tahun. Penyelidikan bermula dari laporan tetangga yang mencurigai Spafford menimbun senjata dan amunisi rakitan di propertinya.
Dokumen pengadilan yang diajukan pada Senin menyebutkan bahwa Spafford, yang bekerja di sebuah bengkel mesin, menggunakan foto Presiden Joe Biden sebagai target latihan menembak dan menyuarakan dukungannya terhadap aksi pembunuhan politik.
Di kamar tidur yang ditempati Spafford bersama istri dan dua anaknya, FBI menemukan beberapa bom pipa dalam sebuah ransel. Lebih mengejutkan lagi, lemari es di rumah tersebut menyimpan botol berisi HMTD, bahan peledak yang dikenal sangat tidak stabil, ditempatkan di samping makanan dengan label “Jangan Disentuh”.
Selain itu, FBI juga menemukan buku catatan berisi resep pembuatan bahan peledak seperti granat. Menurut laporan tetangga, Spafford bahkan sempat membahas rencana memperkuat propertinya dengan menara berputar 360 derajat untuk senjata kaliber 50 di atap rumahnya.
Saat ini, Spafford telah didakwa atas kepemilikan senjata api ilegal, dan jaksa menyebut dia berpotensi menghadapi tuntutan tambahan terkait kepemilikan bahan peledak. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara hingga 10 tahun.
Sementara itu, pengacara Spafford membela kliennya sebagai sosok pria pekerja keras dan kepala keluarga yang tidak memiliki catatan kriminal, seraya meminta agar ia dibebaskan dari tahanan.
More Stories
Pertemuan Pertahanan Uni Eropa Bahas Peningkatan Kemampuan Militer dan Dukungan untuk Ukraina
PM Israel Benjamin Netanyahu akan Kunjungi AS untuk Bertemu Presiden Trump
Kecelakaan Pesawat Learjet 55 di Philadelphia: FAA Konfirmasi Enam Penumpang