![Skrining Tiroid pada Bayi Baru Lahir Langkah Pencegahan Disabilitas Intelektual](https://centralnesia.com/wp-content/uploads/2024/11/Skrining-Tiroid-pada-Bayi-Baru-Lahir-Langkah-Pencegahan-Disabilitas-Intelektual-1024x576.png)
CENTRALNESIA – Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, mengungkapkan pentingnya skrining tiroid untuk bayi baru lahir guna mencegah disabilitas intelektual dan penurunan IQ akibat hipotiroid kongenital. Dalam konferensi pers penyerahan White Paper Tiroid di Jakarta, Aman menyatakan bahwa satu dari setiap 2.000-2.500 kelahiran di dunia mengalami hipotiroid kongenital. Jika tidak diobati, IQ anak dengan kondisi ini bisa turun di bawah 70, menyebabkan disabilitas intelektual.
Di Indonesia, prevalensi kasus ini tercatat lebih tinggi, yaitu satu dari 1.400 kelahiran, namun belum semua bayi mendapat skrining sejak lahir. Aman menyoroti bahwa anak dengan hipotiroid yang tidak tertangani akan menghadapi hambatan dalam perkembangan kognitifnya. “Rata-rata IQ mereka bisa berada di bawah 70-80, sehingga di kemudian hari akan menghambat kemampuan mereka dalam belajar dan memahami informasi,” jelasnya.
Hipotiroid juga berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan lain, seperti kelemahan jantung dan risiko anemia pada anak. Oleh karena itu, Aman menekankan bahwa skrining dan deteksi dini pada hiper dan hipotiroid sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kecerdasan anak di masa depan.
Namun, Aman juga mengakui adanya tantangan geografis di Indonesia yang menyebabkan standar skrining tiroid berbeda di tiap daerah. Ia berharap agar setiap rumah sakit bisa memiliki prosedur skrining yang seragam, khususnya bagi bayi yang baru lahir. “Idealnya, bayi baru lahir langsung menjalani pemeriksaan laboratorium dan, bila ditemukan hipotiroid, segera diterapi,” katanya.
Untuk meningkatkan kesadaran orang tua, Aman menyarankan pemeriksaan pada bayi jika ditemukan benjolan di area leher yang mengarah pada masalah kelenjar tiroid. Anak-anak ini perlu pemeriksaan lanjutan, seperti pengecekan antibodi dan skintigrafi.
Di Indonesia, sekitar 1,3 juta bayi atau 50 persen dari kelahiran pada tahun 2023 telah menjalani skrining hipotiroid. Aman berharap angka ini dapat meningkat hingga 80 persen pada tahun 2025 dengan dukungan dari pemerintah, rumah sakit, dan keluarga.
More Stories
Polisi Dalami Kasus Pesta Seks Sesama Jenis di Jakarta Selatan
Sidang Etik Dugaan Pemerasan Eks Kasat Reskrim Jaksel Digelar Minggu Depan
Kasus Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi: Polda Jatim Libatkan Ahli Forensik untuk Analisis Kejiwaan Pelaku