November 7, 2024

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Mengapa Indonesia Belum Bergabung Dengan BRICS Meski Diundang ke KTT di Rusia?

Mengapa Indonesia Belum Bergabung Dengan BRICS Meski Diundang ke KTT di Rusia?

KAZAN, CENTRALNESIA – Indonesia menerima undangan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang diadakan di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024, namun belum mengambil keputusan tentang keanggotaan dalam aliansi tersebut.

Salah satu alasan Indonesia belum bergabung dengan BRICS adalah karena masih mengevaluasi keuntungan ekonomi yang mungkin diperoleh dari partisipasi dalam kelompok ini.

“BRICS adalah organisasi yang didirikan dengan fokus pada aspek ekonomi. Oleh karena itu, kami perlu mempertimbangkan dari sudut pandang ekonomi terlebih dahulu, untuk menentukan apakah manfaatnya cukup signifikan agar kami memutuskan untuk bergabung,” ungkap Retno Marsudi, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, yang dikutip dari Antara pada Jumat (11/10/2024).

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN di Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto R Suryodipuro, juga menambahkan bahwa Indonesia sedang mengeksplorasi kemungkinan untuk bergabung dengan BRICS, yang terdiri dari negara-negara berkembang.

Apa itu BRICS?

BRICS dibentuk pada tahun 2006, dimulai dengan pertemuan BRIC antara Brasil, Rusia, India, dan China pada tahun 2009. Afrika Selatan bergabung pada tahun berikutnya, sehingga nama kelompok ini berubah menjadi BRICS.

BRICS bertujuan untuk menantang dominasi ekonomi dan politik Barat. Kelompok ini menyelenggarakan KTT setiap tahun yang tuan rumahnya berganti-ganti antaranggota.

KTT BRICS yang berlangsung di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024, merupakan yang ke-16.

Menurut laporan BBC, anggota BRICS mencakup negara-negara besar dunia seperti China dan Rusia, serta negara-negara yang memiliki pengaruh di benuanya masing-masing, seperti Brasil dan Afrika Selatan.

Jika digabungkan, populasi negara-negara BRICS mencapai sekitar 3,5 miliar, atau 45 persen dari total populasi dunia.

Ekonomi kolektif negara-negara BRICS bernilai lebih dari 28,5 triliun dolar AS (sekitar Rp 445,7 kuadriliun), yang mencakup sekitar 28 persen dari ekonomi global.

Pada tahun 2023, BRICS mengundang Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk bergabung setelah mereka mendaftar.

Semua negara tersebut akhirnya menjadi anggota pada awal 2024, kecuali Arab Saudi yang statusnya belum resmi.

Argentina juga menerima undangan, tetapi menolak setelah Presiden Javier Milei mengkampanyekan penguatan hubungan dengan negara-negara Barat.

Selanjutnya, pada Februari 2024, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyova, menyatakan bahwa RI adalah kandidat kuat untuk menjadi anggota BRICS.