CENTRALNESA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat tentang penipuan yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, menjelaskan bahwa penipuan dengan AI sudah semakin marak di Indonesia.
Ia mencontohkan penggunaan teknologi deepfake pada panggilan video yang menyamar sebagai kerabat korban, serta pengalaman pribadi Kiki yang menerima panggilan palsu. “Saya sempat menerima telepon dari orang yang saya kira teman, tetapi setelah mengonfirmasi melalui WhatsApp, ternyata ada beberapa orang yang mengalami hal serupa,” jelas Kiki dalam konferensi pers OJK pada 7 Januari 2025.
Teknologi deepfake dapat menciptakan suara dan tampilan yang menyerupai kerabat korban, bahkan membuat konten palsu yang bisa menipu. Selain itu, AI juga digunakan untuk phishing melalui email yang sangat meyakinkan, sulit dibedakan dengan email asli. AI juga bisa mengeksploitasi celah keamanan untuk mencuri data dalam jumlah besar.
Kiki menekankan pentingnya kewaspadaan dan ketelitian masyarakat dalam menghadapi hal tersebut. Ia juga mengingatkan agar selalu memverifikasi entitas yang menghubungi, serta menghubungi OJK di nomor 157 untuk memastikan keaslian informasi. OJK terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penipuan ini melalui kantor daerah OJK.
More Stories
Pertemuan Pertahanan Uni Eropa Bahas Peningkatan Kemampuan Militer dan Dukungan untuk Ukraina
PM Israel Benjamin Netanyahu akan Kunjungi AS untuk Bertemu Presiden Trump
Kecelakaan Pesawat Learjet 55 di Philadelphia: FAA Konfirmasi Enam Penumpang