Harris Berkomitmen Mengakhiri Perang di Gaza Jika Terpilih sebagai Presiden AS

CENTRALNESIA – Menjelang Pemilu AS 2024, calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, menyampaikan janji untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza jika terpilih. Pernyataan ini disampaikan hanya dua hari sebelum pemungutan suara pada 5 November 2024. Harris menekankan tekadnya untuk menghentikan penderitaan di Gaza, memastikan keamanan Israel, serta mendukung hak-hak Palestina, termasuk hak untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri.

Pernyataan Harris tersebut mendapat sambutan positif dalam kampanye di Michigan, salah satu negara bagian penting yang memiliki komunitas Arab dan Muslim yang besar. Michigan dengan 15 suara Electoral College dianggap krusial bagi strategi kemenangan Harris, terutama karena persaingannya dengan Donald Trump sangat ketat secara nasional. Survei dari RealClearPolitics menunjukkan keunggulan tipis Trump sebesar 0,1 persen, menandakan pertarungan yang sangat kompetitif.

Michigan, bersama dengan Pennsylvania dan Wisconsin, merupakan bagian dari “tembok biru” yang pernah dikuasai Trump pada 2016 tetapi kembali ke Demokrat pada 2020 dengan kemenangan Joe Biden. Selain itu, Arizona, Georgia, Nevada, North Carolina, dan Wisconsin juga diakui sebagai medan pertempuran yang akan sangat menentukan dalam pemilu kali ini.

Seiring mendekati hari pemungutan suara, lebih dari 78 juta warga Amerika telah memilih lebih awal. Data dari University of Florida Election Lab mencatat bahwa di antara mereka, jumlah pemilih Demokrat lebih banyak sekitar 700.000 orang dibandingkan pemilih Republik. Hal ini menambah ketegangan dalam upaya Harris untuk mengamankan dukungan di negara-negara bagian kunci ini, sementara Trump juga aktif berkampanye di wilayah yang sama demi mempertahankan keunggulannya.

Hasil pemilu akan menentukan bukan hanya siapa yang akan memimpin AS selama empat tahun ke depan, tetapi juga komposisi Kongres dan pemilihan lain di tingkat negara bagian dan lokal.