CENTRALNESIA – Otoritas Iran mengeksekusi mati seorang pria yang divonis karena memperkosa puluhan perempuan selama dua dekade terakhir. Eksekusi mati dilakukan secara terbuka di depan umum.
Menurut laporan dari surat kabar pemerintah Iran, IRAN, seperti yang dilansir oleh Associated Press, pada Rabu (13/11/2024), pria yang bernama Mohammad Ali Salamat tersebut dieksekusi setelah Mahkamah Agung Iran menguatkan hukuman mati yang dijatuhkan kepadanya pada awal Oktober lalu.
Salamat dihukum gantung pada Selasa (12/11) dini hari di sebuah pemakaman di kota Hamedan, bagian barat Iran, dengan pelaksanaan yang disaksikan oleh warga setempat.
Hukuman mati tersebut dijatuhkan setelah sekitar 200 perempuan menuduh Salamat telah memperkosa mereka. Salamat diketahui menjalankan sebuah apotek dan pusat kebugaran di Hamedan, tempat di mana ia melakukan kejahatan tersebut selama lebih dari 20 tahun.
Laporan media lokal menyebutkan bahwa sebagian besar korban diperkosa setelah Salamat melamar atau mengencani mereka. Beberapa di antaranya diduga diberi pil aborsi setelah hamil akibat pemerkosaan, meskipun pil aborsi ilegal di Iran.
Salamat ditangkap pada Januari lalu dalam kasus pemerkosaan yang menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah Iran terkait dengan satu pelaku. Setelah penangkapannya, ratusan orang melakukan protes di depan kantor Departemen Kehakiman di kota tersebut, menuntut hukuman mati untuk Salamat.
Iran tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah eksekusi mati tertinggi di dunia. Tindakan hukuman mati yang semakin sering dijatuhkan di negara ini telah memicu protes dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM). Pemerkosaan dan perzinahan merupakan pelanggaran yang dapat dikenai hukuman mati di Iran.
Pada tahun 2005, Iran mengeksekusi seorang pria berusia 24 tahun di depan umum setelah ia terbukti memperkosa dan membunuh 20 anak. Sebelumnya, pada 1997, seorang pria berusia 28 tahun dihukum gantung setelah terbukti menculik, memperkosa, dan membunuh 9 perempuan dan anak perempuan di Teheran.
More Stories
Pertemuan Pertahanan Uni Eropa Bahas Peningkatan Kemampuan Militer dan Dukungan untuk Ukraina
PM Israel Benjamin Netanyahu akan Kunjungi AS untuk Bertemu Presiden Trump
Kecelakaan Pesawat Learjet 55 di Philadelphia: FAA Konfirmasi Enam Penumpang