CENTRALNESIA – Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja berinisial MAS (14) terhadap ayah dan neneknya serta melukai ibunya di Jakarta Selatan tengah menjadi perhatian publik. Meski motif pasti dari tindakan keji ini belum terungkap, sejumlah ahli mencoba memberikan analisis terkait faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri, mengemukakan lima faktor utama yang dapat melatarbelakangi tindakan tersebut. Berikut adalah penjelasannya:
- Pengaruh Obat-obatan atau Zat Terlarang
Reza menyoroti kemungkinan bahwa pelaku memiliki keterkaitan dengan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, atau zat adiktif lainnya. Faktor ini sering kali menjadi penyebab terganggunya kondisi mental seseorang, termasuk kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi dan perilaku. - Fantasi Kekerasan
Fantasi pelaku juga menjadi salah satu aspek yang perlu ditelusuri. Reza menjelaskan bahwa fantasi dapat terbentuk dari berbagai sumber, seperti kebiasaan membaca, tontonan video, atau situs-situs yang dikunjungi. “Fantasi kekerasan yang ada pada pelaku perlu diidentifikasi lebih lanjut, karena hal ini dapat mencerminkan cara pelaku membangun dan mengekspresikan pikirannya,” ungkap Reza. - Kondisi Emosional
Kondisi emosional remaja sering kali menjadi faktor penting dalam kasus kekerasan. Perubahan emosi yang ekstrem atau ketidakstabilan emosional dapat memengaruhi pengambilan keputusan secara impulsif dan destruktif. - Pengaruh Lingkungan
Lingkungan sosial juga menjadi komponen penting dalam memahami perilaku pelaku. Situasi di rumah, hubungan dengan anggota keluarga, hingga pengaruh dari teman sebaya dapat membentuk pola pikir dan tindakan seseorang. - Faktor Mental Khusus
Reza menekankan perlunya pengamatan terhadap kemungkinan adanya gangguan mental tertentu pada pelaku. Hal ini dapat memberikan gambaran lebih dalam tentang pola perilaku yang memicu tindak kekerasan.
Pendekatan Psikologis untuk Penanganan
Dalam menangani kasus seperti ini, diperlukan pendekatan psikologis dan hukum yang komprehensif. Langkah awal yang bisa diambil adalah evaluasi mendalam terhadap latar belakang psikologis pelaku untuk mengidentifikasi akar permasalahan. Selain itu, rehabilitasi sosial dan mental juga menjadi bagian penting dalam mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa dukungan keluarga, pengawasan lingkungan, dan perhatian terhadap kesehatan mental remaja sangatlah krusial. Upaya pencegahan sejak dini dapat membantu mengurangi potensi tindak kekerasan yang melibatkan remaja.
More Stories
Polisi Dalami Kasus Pesta Seks Sesama Jenis di Jakarta Selatan
Sidang Etik Dugaan Pemerasan Eks Kasat Reskrim Jaksel Digelar Minggu Depan
Kasus Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi: Polda Jatim Libatkan Ahli Forensik untuk Analisis Kejiwaan Pelaku