Enam mahasiswa Unja tingkatkan keahlian pertanian di Merauke

CENTRALNESIA – Enam mahasiswa Universitas Jambi (Unja) ikut memperkuat pengetahuan di bidang pertanian melalui program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Merauke, Papua Selatan, yang dikenal sebagai pusat lumbung pangan nasional.

Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Unja, M. Farisi, menyampaikan bahwa program MSIB ini terlaksana berkat kerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian. Para mahasiswa ditempatkan di tiga distrik, yaitu Tanah Miring, Semangga, dan Kurik, selama empat bulan, dari 6 September hingga 31 Desember 2024.

Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengembangkan kemampuan sesuai bidang keilmuan mereka, memperdalam bakat dan minat, serta mempersiapkan diri untuk karier masa depan melalui pengalaman langsung di dunia kerja.

Dalam kunjungan Tim Monev ke Posko Desa Waninggap Say di Distrik Tanah Miring, mahasiswa berbagi pengalaman tentang program ini. Mereka tidak hanya mendapatkan wawasan baru dan praktik langsung, tetapi juga berinteraksi serta bekerja sama dengan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.

Salah satu peserta magang, Hamdany, yang bertugas di Kampung Salor Indah, Distrik Kurik, menceritakan bahwa ia mendapatkan banyak pengalaman berharga, termasuk kesempatan bertemu Presiden RI Prabowo Subianto saat meninjau kegiatan tanam dan panen padi di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik. Kunjungan tersebut menjadi bagian dari upaya pengembangan program swasembada pangan nasional.

Perwakilan BPPSDMP Kementerian Pertanian, Nurtania Sudarmi, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan MSIB di Papua Selatan, berharap para mahasiswa dapat menyelesaikan magang dengan baik, tepat waktu, dan menjalin hubungan positif dengan masyarakat setempat.

Selain enam mahasiswa yang ditempatkan di Merauke, lebih dari 70 mahasiswa Unja lainnya mengikuti program magang di berbagai lokasi di Indonesia. Lokasi-lokasi tersebut meliputi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 1 Aceh, Direktorat Perlindungan Kebudayaan Jakarta, serta beberapa wilayah di Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Selatan.