February 5, 2025

Centralnesia

Pusat Berita, Pusat Informasi

Jerman Sambut Tahun Baru di Tengah Tragedi dan Kontroversi Kembang Api

Jerman Sambut Tahun Baru di Tengah Tragedi dan Kontroversi Kembang Api

CENTRALNESIA – Jerman merayakan Tahun Baru 2025 dengan duka dan kontroversi setelah lima orang tewas dan ratusan lainnya ditangkap akibat insiden terkait kembang api. Peristiwa tragis ini menimbulkan kekhawatiran baru atas risiko keamanan penggunaan kembang api secara pribadi.

Laporan dari program Tagesschau milik ARD menyebutkan bahwa lima kematian tersebut terjadi karena ledakan atau kesalahan penggunaan kembang api. Beberapa insiden melibatkan petasan buatan sendiri atau yang diperoleh secara ilegal. Rumah sakit di berbagai wilayah Jerman juga melaporkan lonjakan korban cedera, dengan kasus luka bakar, kerusakan pada tangan, wajah, dan gangguan pendengaran.

Ratusan Penangkapan di Berlin dan Kerusuhan di Kota Lain

Di Berlin, polisi menangkap sedikitnya 390 orang selama perayaan Tahun Baru. Senator Dalam Negeri Berlin, Iris Spranger, menyatakan bahwa 15 petugas polisi dan seorang petugas pemadam kebakaran turut menjadi korban luka.

Kekacauan juga terjadi di Leipzig, Cologne, Hamburg, dan Bonn. Di Leipzig, sekelompok perusuh membakar tempat sampah, membangun barikade, dan melemparkan kembang api serta botol ke arah polisi. Di Cologne, dua petugas terluka akibat petasan, sementara di Bonn, seorang tunawisma diserang dengan roket Tahun Baru oleh sekelompok remaja yang merekam insiden tersebut.

Desakan untuk Pembatasan Kembang Api

Tragedi ini memicu seruan dari berbagai pihak untuk membatasi atau melarang penggunaan kembang api secara pribadi. Ketua serikat polisi Jochen Kopelke menyerukan regulasi ketat untuk mencegah kejadian serupa.

“Kembang api dimaksudkan untuk diluncurkan ke langit, bukan ke jalanan,” ujarnya. “Terlalu banyak korban tewas, terluka, dan petugas yang dikerahkan.”

Presiden Asosiasi Medis Jerman, Klaus Reinhardt, juga mendesak larangan total terhadap penggunaan kembang api pribadi, mengingat ribuan orang terluka setiap tahunnya akibat insiden serupa.

Panggilan untuk Reformasi

Kontroversi ini menyoroti kebutuhan mendesak akan regulasi yang lebih ketat dalam penjualan dan penggunaan kembang api. Baik pihak kepolisian, petugas pemadam kebakaran, maupun tenaga medis telah menyerukan langkah-langkah konkrit untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Dengan seruan reformasi ini, masa depan tradisi kembang api di Jerman berada dalam sorotan, sekaligus mengundang perdebatan antara pelestarian budaya dan keamanan publik.