CENTRALNESIA – Komisaris Anti-Rasisme Jerman, Reem Alabali-Radovan, menyuarakan keprihatinannya pada Senin (tanggal tidak disebutkan) atas meningkatnya serangan dan permusuhan terhadap warga Muslim di Jerman. Hal ini terjadi setelah insiden di Magdeburg, di mana sebuah mobil menabrak pasar Natal, menewaskan lima orang dan melukai 200 lainnya.
Peningkatan Permusuhan di Magdeburg
Alabali-Radovan menyatakan bahwa pusat-pusat konseling anti-rasisme di Magdeburg dan sekitarnya telah menerima laporan tentang kekerasan dan permusuhan yang meningkat terhadap migran dan warga Muslim sejak insiden tersebut. Ia menyesalkan bahwa beberapa pihak menggunakan tragedi ini untuk menyebarkan kebencian dan rasisme demi kepentingan politik.
Menurutnya, serangan terorisme bertujuan memecah belah masyarakat dan menyebarkan ketakutan. Ia menyerukan persatuan untuk melawan upaya semacam itu.
Peringatan dari Wakil Kanselir Jerman
Wakil Kanselir Jerman, Robert Habeck, juga memberikan peringatan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi oleh propaganda yang menyebar di media sosial. Dalam pesan videonya, ia mengimbau publik untuk skeptis terhadap informasi yang belum diverifikasi dan menahan diri dari menyebarkan kebencian.
Habeck menekankan pentingnya mencari kebenaran dan tidak terjebak dalam narasi kebencian yang sering kali digunakan oleh kelompok sayap kanan untuk menghasut masyarakat. Pernyataan ini muncul setelah kelompok sayap kanan, termasuk partai Alternatif untuk Jerman (AfD), menggelar protes di lokasi kejadian.
Profil Pelaku dan Hubungannya dengan Sayap Kanan
Taleb Al-Abdulmohsen, pelaku penabrakan yang berusia 50 tahun, diketahui memiliki latar belakang mengejutkan. Meskipun berasal dari Arab Saudi, ia adalah seorang pendukung kelompok sayap kanan Jerman dan Zionisme anti-Islam.
Al-Abdulmohsen, yang bekerja sebagai psikiater dan telah menetap di Jerman sejak 2006, diketahui membagikan unggahan yang mendukung AfD dan kelompok anti-Islam lainnya di Eropa. Ia juga membagikan peta “Israel Raya” yang mencakup sebagian wilayah Turki, menambah kompleksitas profil ideologisnya.
Konteks dan Tanggapan Publik
Insiden di Magdeburg dan respons publik mencerminkan tantangan yang dihadapi Jerman dalam menjaga kerekatan sosial di tengah meningkatnya polarisasi politik dan sentimen anti-imigran. Insiden ini juga menyoroti bagaimana kelompok sayap kanan menggunakan tragedi untuk menyebarkan narasi yang memecah belah, sementara tokoh-tokoh seperti Alabali-Radovan dan Habeck menyerukan pendekatan yang mengutamakan toleransi dan persatuan.
Langkah-langkah lebih lanjut diharapkan dari pemerintah Jerman untuk memastikan perlindungan bagi komunitas Muslim dan migran, serta menangani akar permasalahan yang memicu kebencian dan kekerasan di masyarakat.
More Stories
Pertemuan Pertahanan Uni Eropa Bahas Peningkatan Kemampuan Militer dan Dukungan untuk Ukraina
PM Israel Benjamin Netanyahu akan Kunjungi AS untuk Bertemu Presiden Trump
Kecelakaan Pesawat Learjet 55 di Philadelphia: FAA Konfirmasi Enam Penumpang