CENTRALNESIA – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, bersama berbagai lembaga, telah mendirikan posko kesiapan transportasi laut guna membantu warga dan wisatawan yang terdampak penutupan sementara Bandara Komodo di Manggarai Barat akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Posko ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai jadwal kapal dari Labuan Bajo sebagai alternatif transportasi, mengingat bandara tidak bisa dioperasikan sementara waktu.
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menjelaskan bahwa upaya evakuasi telah dimulai sejak kemarin dengan memobilisasi kapal KM Egon dari Pelni yang diberangkatkan ke Lembar pada pukul 19.30 WITA, membawa penumpang terdampak. Selain itu, koordinasi dilakukan dengan perusahaan pelayaran untuk menyediakan angkutan cepat ke bandara lain yang masih beroperasi, seperti Bima, Lombok, dan Benoa. Hingga kemarin malam, sebanyak 51 kapal telah diberangkatkan dengan total 777 penumpang.
PLP Surabaya juga telah mengirim kapal patroli KNP Chundamani yang berlayar menuju Bali dengan estimasi waktu 30 jam hingga tiba di Labuan Bajo untuk membantu evakuasi. Selain itu, beberapa kapal dari Darma Lautan Utama (DLU) melakukan percepatan kedatangan di Bali untuk mempercepat proses evakuasi.
Pada hari ini, KM Tilongkabila dijadwalkan mengangkut 400 penumpang dengan tujuan Bima, Lembar, dan Benoa. Beberapa speedboat juga dioperasikan untuk mengangkut wisatawan ke Sape di bawah koordinasi KSOP agar mereka dapat melanjutkan perjalanan melalui bandara terdekat.
Kepala Cabang PT Pelni Labuan Bajo, Benny Marganda Sinaga, menegaskan bahwa pihaknya siap membantu penumpang yang terdampak dengan menambah armada jika diperlukan, bekerja sama dengan kantor pusat dan memperhatikan aspek keselamatan.
BMKG turut berperan aktif dalam posko ini dengan memberikan prakiraan cuaca dan informasi mengenai pergerakan abu vulkanik. Berdasarkan pantauan terbaru, abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki bergerak ke arah barat daya-barat laut dan tidak berada di ruang udara Manggarai Barat, yang membantu memastikan kondisi laut lebih aman untuk pelayaran.
Posko ini menunjukkan koordinasi yang efektif antara berbagai instansi, termasuk KSOP, PT Pelni, dan BMKG, dalam mendukung keselamatan dan kenyamanan warga serta wisatawan selama masa penutupan Bandara Komodo.
More Stories
Polisi Dalami Kasus Pesta Seks Sesama Jenis di Jakarta Selatan
Sidang Etik Dugaan Pemerasan Eks Kasat Reskrim Jaksel Digelar Minggu Depan
Kasus Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi: Polda Jatim Libatkan Ahli Forensik untuk Analisis Kejiwaan Pelaku