![](https://centralnesia.com/wp-content/uploads/2024/11/5-7-1024x576.png)
CENTRALNESIA – Dengan dimulainya gencatan senjata pada Rabu (27/11) pagi, badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama mitra-mitranya segera bergerak untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat, menyatakan, “Badan kemanusiaan akan terus merespons untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan.”
Gencatan senjata antara Israel dan Lebanon memberikan harapan untuk mengakhiri penderitaan besar dalam krisis kemanusiaan yang telah berlangsung lama. Pada hari pertama gencatan senjata, PBB melibatkan 11 truk dari UNHCR untuk mengirimkan bantuan darurat kepada lebih dari 3.000 orang di Baalbek, termasuk selimut, kasur, jaket musim dingin, plastik penutup, lampu tenaga surya, dan alas tidur.
Setelah gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 04.00 waktu setempat, banyak warga Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut, dan Lembah Bekaa yang kembali ke rumah mereka setelah berbulan-bulan mengungsi. UNHCR berencana untuk terus bekerja sama dengan otoritas lokal dan mitra untuk memberikan bantuan kepada yang terdampak dan membantu mereka tetap aman dan hangat selama musim dingin.
UNHCR telah mengirimkan lebih dari 330.000 barang bantuan kepada lebih dari 190.000 orang di Lebanon sejak 23 September. Di sisi lain, UNICEF terus memberikan dukungan kepada anak-anak yang terdampak perang, termasuk bantuan psikologis bagi ribuan anak dan pengasuh mereka. Sejak September, UNICEF telah membantu lebih dari 9.000 anak.
Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF, menegaskan bahwa upaya mendesak perlu dimulai untuk memastikan perdamaian ini dapat bertahan. Perlindungan bagi anak-anak dan keluarga mereka harus menjadi prioritas dalam upaya untuk menstabilkan situasi dan mendukung pemulihan.
Kebutuhan kemanusiaan di Lebanon sangat tinggi, dan PBB serta mitra-mitranya membutuhkan akses cepat, aman, dan tanpa hambatan untuk menyalurkan bantuan. Konflik antara Israel dan Hizbullah telah menyebabkan lebih dari 3.800 kematian, 15.800 orang terluka, dan hampir 900.000 orang mengungsi. PBB mengungkapkan bahwa kehancuran pada rumah, layanan kesehatan, dan mata pencaharian sangat memprihatinkan.
OCHA menegaskan bahwa mereka akan terus mendukung pemerintah Lebanon dan mitra-mitranya dalam upaya pemulihan.
More Stories
Pertemuan Pertahanan Uni Eropa Bahas Peningkatan Kemampuan Militer dan Dukungan untuk Ukraina
PM Israel Benjamin Netanyahu akan Kunjungi AS untuk Bertemu Presiden Trump
Kecelakaan Pesawat Learjet 55 di Philadelphia: FAA Konfirmasi Enam Penumpang